JIKA ilmuwan sejati merasa bersalah dengan temuan, maka hasilnya adalah manfaat bagi dunia sepanjang masa. Itulah yang terjadi pada Aflred Bernhard Nobel si penemu dinamit kelahiran Swedia 21 Oktober 1833, yang kemudian menghasilkan penghargaan paling bergengsi untuk berbagai tokoh di dunia, yaitu Nobel.
Pada 10 Desember 2010 mendatang, penganugerahan Nobel kembali akan berlangsung di Swedia dan Norwegia. Diambil dari nama belakang Alfred Bernhard Nobel, penghargaan ini memanglah lahir setelah munculnya sisi negatif dinamit, maha karyanya.
Ketika menciptakan bahan peledak itu, Alfred hanya berfikir untuk membantu pekerjaan konstruksi. Memang, semula dinamit itu digunakan sesuai harapan Alfred. Karyanya ini juga membuahkan limpahan kekayaan padanya. Alfred menjadi salah seorang industriawan terkenal, memiliki 90 pabrik dinamit.
Ternyata, dinamit juga menjadi salah satu alat pembunuh yang paling kejam. Mulai dari peperangan yang menebar kematian, hingga pada kegiatan terorisme yang menyebar ketakutan ke segala penjuru dunia. Itulah sebabnya, Alfred sempat dikecam sebagai "Saudagar Maut". Inilah yang paling disesalinya.
ALFRED wafat pada 10 Desember 1896. Setahun sebelumnya, Alfred sempat menebus rasa bersalahnya. Dia menghibahkan hartanya untuk perkembangan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi dunia lewat Institut Nobel.
Lalu didirikanlah lembaga untuk memberikan penghargaan tertinggi bagi perdamaian, sastra, kimia, kedokteran dan fisika. Lima tahun setelah wafat, tepatnya pada 1901, berdirilah Nobel Foundation. Pada 10 Desember di tahun itu, diberikan penghargaan pertama untuk enam tokoh.
Salah seorang peraih Nobel yang terkenal di masa itu adalah Jean Henri Dunant dari Swiss yang sangat berperan dalam dalam mendirikan Komite Palang Merah Internasional. Selain itu ada Frederic Passy dari Perancis, yang adalah pendiri utama Inter Uni Parlementer dan juga penyelenggara utama pertama Kongres Perdamaian Universal.
Pada 1968, ada penambahan kategori penghargaan yaitu ekonomi yang pada 1995 dinamai ilmu sosial. Di sini terbuka kesempatan untuk bidang ilmu politik, psikologi, dan sosiologi.
Kini Nobel menjadi penghargaan paling berkelas di dunia. Untuk memperoleh penghargaan nobel tak gampang, harus melalui penilaian dari 3000 orang terpercaya dari berbagai kalangan yang kredibilitasnya sangat terpercaya. Peraihnya tentu saja tokoh yang sanggup membawa perubahan pada dunia menuju kebaikan.
PADA 10 Desember mendatang, kembali penghargaan Nobel akan mewarnai dunia. Pemberian Nobel ini digelar di Stockholm Concert Hall, Swedia. Sedangkan untuk penghargaan perdamaian di Oslo City Hall, Norwegia.
Sejumlah tokoh penerima Nobel sudah diumumkan. Di antaranya ada Mario Vargas Llosa memenangkan Penghargaan Nobel 2010 dalam bidang Sastra. Warga Peru berusia 74 tahun ini adalah penulis Amerika Latin paling terkenal. Akademi Swedia menilai karyanya tentang kartografi memiliki struktur kekuatan dan gambaran tajam perlawanan individu, pemberontakan, dan kekalahan.
Dua di antara lebih 30 karyanya adalah The Green House dan The War of the End of the World. Sekretaris tetap Akademi Swedia, Peter Englund, menyebutnya sebagai pencerita berbakat "hadiah Tuhan". Buku-bukunya telah diterjemahkan ke 31 bahasa.
Pujangga di bidang bahasa Spanyol penerima Hadiah Cervantes pada 1995-- ini tak lain adalah kandidat dalam pemilihan presiden tahun 1990 di Peru. Dia kalah dari Alberto Fujimori. Saat ini, Vargas mengajar di Princeton University, New Jersey, AS.
Selain Vargas, ada Richard F. Heck, Ei-ichi Negishi dan Akira Suzuki. Trio ini memenangkan Penghargaan Nobel 2010 dalam bidang Kimia untuk karya mereka dalam sintesis organik. Royal Swedish Academy of Sciences menyebutkan penghargaan itu wujud penghormatan pada penelitian dalam mengembangkan kopling silang paladium-katalis di dalam sistem organik. Penelitian mereka ini digunakan pada obat-obatan, agrikultur dan elektronik.
Richard Heck, 79 tahun, adalah ilmuan dari Amerika. Dia seorang profesor emeritus Universitas Delaware. Adapun Ei-ichi Negishi, 75 tahun, dan Akira Suzuki, 80 tahun, adalah dua ilmuwan Jepang. Negishi adalah profesor kimia di Universitas Purdue, West Lafayette, Indiana. Sedangkan Akira Suzuki, adalah profesor di Universitas Hokkaidodi Sapporo, Jepang.
Untuk bidang fisika, Nobel diraih dua ilmuan Rusia yaitu Andre Geim, 51 tahun, dan Konstantin Novoselov, 36 tahun. Geim adalah warga negara Belanda, sedangkan Novoselov memegang dua kewarganegaraan, Inggris dan Rusia. Mereka lahir di Rusia dan memulai debut fisikanya juga di Rusia.
Mereka pertama bekerja sama di Belanda. Kemudian pindah ke Inggris. Di sinilah mereka mengisolasi grapheme pada 2004. Kemudian melahirkan selotip super untuk mengisolasi grapheme. Ini sebuah bentuk karbon hanya setebal satu atom, tetapi lebih kuat 100 kali lipat dari baja.
Percobaan ini mengarah pada perkembangan superstrong baru dan bahan ringan yang dapat digunakan untuk membuat satelit, pesawat terbang dan mobil. Diperkirakan, temuan mereka akan melahirkan perkembangan elektronik yang inovatif, termasuk layar sentuh transparan, komputer yang lebih efisien dan sel surya.
Kemudian, Nobel Kedokteran diterima Robert G. Edwards. Ahli fisiologi dari Inggris yag berusia 85 tahun ini dinilai berprestasi dalam temuan kesuburan in vitro. Dari penelitiannya bersama Patrick Steptoe inilah yang menyebabkan kelahiran bayi tabung pertama, Louise Joy Brown, pada Juli 1978.
Komite Nobel Kedokteran menyebutkan karya Edward membawa kebahagiaan bagi orang-orang yang mengalami masalah kesuburan di seluruh dunia.
KONTROVERSI datang dari Nobel Perdamaian yang kali ini diraih Liu Xiaobo. Pemerintah Cina menyebut Liu sebagai seorang penulis pembangkang dan diganjar 11 tahun penjara pada Desember 2009. Penghargaan kepada profesor sastra Cina ini akan menarik perhatian dunia terhadap catatan Hak Azazi Manusia di Cina.
Nobel ini tentu saja menjadi tamparan keras bagi Pemerintah Cina. Itulah sebabnya, Pemerintah Cina pernah menyebutkan pemberian hadiah kepada Liu akan merusak hubungan antara Norwegia dan Cina. Sebaliknya, mantan pemenang hadiah perdamaian Uskup Desmond Tutu, pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama dan Vaclav Havel malah menyerukan agar Liu mendapatkan penghargaan.
Pemilihan Liu sebagai pemenang juga menunjukkan penghargaan Nobel perdamaian ini telah kembali ke jalur sebenarnya. Sebab, tahun 2009, penerima anugerah ini adalah Presiden Amerika Barack Obama. Pilihan ini mendapat kecaman dunia.
Sebab, Obama belum mengantongi catatan yang kuat untuk dalam penegakan HAM. Dia tak bisa disetarakan dengan Nelson Mandela yang meraih Nobel Perdamaian pada 1993. Presiden Afrika Selatan ini yang cukup keras perjuangan dalam menegakkan HAM di negaranya.
Memang tak boleh ada cela untuk Nobel yang prestisius.
Nurlis Effendi
Nurlis Effendi, mantan wartawan TEMPO, kini menjadi penulis lepas di sejumlah media dan aktif di dunia pertelevisian. Di Yahoo! dia menulis politik, hukum, kriminal dan feature.
Email: nurlismeuko[at]yahoo.com
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah mengujungi Blog saya,
semoga puas dan berhasrat untuk datang kembali. Senantiasa memberikan bonus senang dan bahagia kepada anda yang baik hati.