Pada pertengahan bulan November lalu, seorang pelajar SMA
menghubungiku via sms, dia bertanya tentang cara membuat kertas daur
ulang. Setelah memberikan penjelasan singkat, kusarankan dia untuk
mencari informasi tentang daur ulang di internet. Beberapa hari kemudian
aku bertemu dengan anak tersebut. Dia menceritakan kalau dia membuat
kertas daur ulang dengan memblender kartas HVS baru dan sukses
mendapatkan nilai tertinggi di kelasnya.
Mendengar penjelasannya,
lantas kutanyakan “Apa sebenarnya tujuan dari mendaur ulang kertas?”.
Dia terdiam lalu menggelengan kepala. Katanya membuat kertas daur ulang
hanya untuk memenuhi tugas dari guru agar mendapatkan nilai tinggi. Saat
kutanya lebih jauh, dengan polos dia mengatakan gurunya tidak pernah
menjelaskan apa tujuan sebenarnya dari mendaur ulang kertas. Kesalahan
pemahaman membuat tujuan dari daur ulang tersebut tidak efektif.
Pelajaran
mendaur ulang seperti ini biasanya termasuk dalam pelajaran muatan
lokal. Dari yang pernah saya rasakan dan lihat selama ini, kebanyakan
guru hanya memberikan tugas dan menilai hasil jadi dari tugas yang
diberikan tanpa melakukan penilaian pada proses pengerjaan tugas
tersebut. Sehingga kebanyakan siswa memilih cara instan demi mendapatkan
nilai dan mengabaikan tujuan dibalik pelajaran tersebut.
Untuk
membuat pelajaran tambahan seperti ini menjadi lebih efektif, guru perlu
memberikan pemahaman pada siswa tentang kewirausahaan/ interprenuership
dan untuk apa sebenarnya pelajaran itu diajarkan. Berikut ini saya coba
mengulas beberapa kegiatan yang sering menjadi materi pelajaran
tambahan di sekolah yang dapat mendatangkan uang tambahan.
1. Mendaur ulang
Daur
ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan
baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi
sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru,
mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan
emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang
baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat
yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan,
pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan
komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga adalam
proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle)
Dari
hasil daur ulang dapat dioleh menjadi barang-barang yang lebih
bermanfaat. Merndaur ulang kertas misalnya, hasilnya dapat dibuat
menjadi berbagai kerajinan dan souvenir yang bernilai ekonomis dan
tentunya dapat dijual. Tidak hanya untuk memenuhi tugas belajar.
2. Belajar membuat telur asin
Telur
asin adalah istilah umum untuk masakan berbahan dasar telur yang
diawetkan dengan cara diasinkan (diberikan garam berlebih untuk
menonaktifkan enzim perombak). Membuat telur asin bukanlah hal yang
sulit, asalkan mengetahui cara pembuatannya. Biasanya tugas seperti ini
diberikan sebagai tugas kelompok selanjutnya guru meminta setoran
(tugas, red) telur asin baik yang sudah matang atau
mentah dalam jumlah tertentu. Cobalah membuat lebih banyak dari yang
jumlah setoran (tugas, red) yang diminta lalu titipkan
ke warung atau kantin sekolah untuk dijual. Pelajaran tambahan yang
menghasilakan uang tambahan. Jadi tidak perlu lagi membohongi guru
dengan telur asin yang dibeli dipasar untuk mendapatkan nilai.
3. Mengolah Sampah Organik menjadi Kompos
Kegiatan
ini sama pentingnya dengan mendaur ulang, karena tujuannya hampir sama
yaitu untuk mengatasi permasalahan sampah. Pernah saya lihat disebuah
sekolah, banyak terdapat bak-bak komposter ukuran kecil disetiap halaman
kelas sebagai media belajar membuat kompos. Sayangnya siswa-siswi
melakukannya setengah hati, hal ini terjadi karena mereka tidak memahami
dan merasakan dampak ekonomisnya dengan baik. Bila hal ini dilakukan
dengan benar, kompos yang telah jadi selain digunakan pada tanaman
selebihnya dapat dikemas untuk dijual. Rancanglah kemasan yang menarik
selain dapat meningkatkan daya jual juga dapat meningkatkan pamor kamu
sebagai pelajar kreatif.
4. Tugas Mengarang di terbitkan jadi Buku
Setiap
orang yang sekolah tentu pernah mendapat tugas mengarang. Umumnya ini
adalah tugas pelajaran Bahasa Indonesia baik sebagai tugas kelompok atau
perorangan. Kemudian naskah karangan yang telah selesai dicetak dalam
bentuk buku, satu kelompok mengumpulkan satu buku yang berisi karangan
masing-masing anggota kelompoknya. Selama ini sering terjadi, setelah di
nilai, naskah karangan ini hanya akan metumpuk di atas meja guru yang
bersangkutan atau menjadi koleksi pustaka dan tidak ada yang membacanya
lagi. Cobalah berikan sedikit perlakuan pada naskah karangan ini. Pilah
dan kelompokan naskah karangan dalam tema tertentu. Setelah terkumpul
naskah di edit untuk memperbaiki keselahan penulisan atau kosakata yang
tidak tepat. Bahkan sekarang ini sudah banyak penerbit-penerbit indie
yang menawarkan jasa editing naskah sebelum dicetak menjadi buku. Tugas
tuntas, siapa tahu buku kumpulan tugas mengarangmu jadi best seller.
Ini
hanya sedikit dari banyak pelajaran tambahan yang berpotensi
menghasilkan uang. Tentunya hal ini akan berjalan bila ada binaan dan
pendampingan dari guru yang bersangkutan untuk memilih kegiatan yang
tepat dan sesuai dengan potensi sumber daya yang ada di lingkungan
sekitar, mudah serta murah untuk dimanfaatkan. Sehingga tidak hanya
sekedar memenuhi tugas untuk mendapatkan nilai. Mari lakukan sekarang
juga! []
Tembilahan, 29 Desember 2012 15:29
Langganan:
Postingan (Atom)